Menjadi seorang individu yang egois mungkin lebih mudah ketimbang menjadi individu yang penuh toleransi, karena tidak perlu memikirkan perasaan orang lain, tidak perlu berbagi dan tidak perlu bersilaturahmi. Namun penciptaan manusia bukanlah sebagai individu yang bediri sendiri namun adalah individu yang berjamaah saling mengisi... walau kadang dalam kelompok terjadi berbagai konflik hingga jelas seorang yang menjauh dari kelompok akan merasa dirinya seolah seperti BOMB yang sewaktu-waktu bisa meledak jika bergesekan dengan hal-2 kecil.
Filosofinya kental kedengarannya atau akunya saja yang merasa begitu... karena sejak aku menjauh (sengaja atau tidak) dari kelompok aku merasa jiwaku goyah dan seolah mudah jengkel. aku boleh dikata orang "begitu Mobile" sebelum menikah sehingga tak ada waktu bagiku untuk duduk dirumah... dahulu bagiku tak sedap bila sehari tak berbicara dengan teman baikku atau paling tidak dengan seseorang... namun lebih nyaman lewat telepon karena engkau mendengar aku dan aku mendengarmu.
Lain sekarang Lain masa "Gadis". Sekarang jamaahku mengecil dan lebih intensif dengan jamaah tersebut, Ini dia Keluarga Kecil-ku... Suami, Anak dan Mertua lelaki... dengan jamaah baru ini dan setiap hari aku bersama mereka kadang jenuh juga kadang rindu... aku belajar.
Yah kembali belajar.... mungkin terlihat telat karena usia kelompok ini sudah 3 tahun. Selama ini aku tidak mereview meski aku belajar.... menuliskan kembali di blog adalah upayaku mereview mengembalikan kebiasaanku mengevaluasi diri dan lingkungan....
Banyak hal yang aku pelajari dari kelompok ini... yang pertama dan utama adalah belajar mencintai... Jujur saja pernikahan ini tidak diawali oleh cinta karena pertemuan ku dan suami bilang dibilang seumur jagung... 3 bulan pertama saling ta'aruf menjelaskan kesiapan masing-2 3 bulan kedua mencoba untuk tafahum dan 3 bulan berikutnya untuk persiapan pernikahan... aneh keliatannya karena kami berkenalan lewat sebuah matrimonial service... semua ini diawali atas cinta kepada Allah dan Sunnah rasul-NYA...
Namun ternyata harus ada juga yang namanya cinta dengan orang yang tak aku kenal sebelumnya... ie. mertua dan ipar... Alhamdulillah tidak begitu susah dibanding beberapa temanku namun tetap saja butuh waktu dan niat untuk belajar...
Tentu dalam membina hubungan pasti banyak konflik-2 yang terjadi yang sebelumnya aku belum dapat menerima bahwa ini adalah bagian dari hidup berjamaah... kembali lagi bahwa aku dahulu merasa menjadi egois (keras kepala dan tidak menerima penolakan) itu lebih nyaman... meski berkali-2 sekelilingku mengingatkan aku bahwa ada kala egois itu indah hingga akhirnya aku tersadar...
Menjalin hidup berjamaah yang baru membuatku kembali lupa... bahwa "hanya" kadangkala egois itu indah.... selanjutnya justru malah menimbulkan kegoncangan dalam jamaah... Alhamdulillah dengan mengingat niat aawal membentuk jamaah ini bahwa jamaah ini diikat oleh buhul yang kuat mitsaqon ghaliza...(bener ga yah tulisannya) aku memcoba kembali belajar....
Dimulai belajar dari Baba-nya Muhammad... yang begitu tulus mencintaiku... diikuti oleh kesetiaan Muhammad yang begitu lekat dihatiku... hingga belajar dari keluhan-2 mertuaku...
Akhirnya aku tersadar aku harus kembali mengevaluasi diriku...
Aku Sangat mencintai JamaahkuTerima Kasih untuk "mera Jaan" yang selalu sabar mengajarkanku hidup bersamamu, juga kepada "Mera Ganja Bacha" (baru digundulin soalnya) yang selalu menjadi sahabatku... yang bahkan mengajarkan aku menerima penolakan dan tidak keras kepala... (otherwise we'll fight every day)
3 comments:
what is this mysterious language you're speaking?...
let me guess... something from MALAYSIA or INDONESIA..??
(I am from London, so please give me some credit for guessing correctly (if I did(!)))
Its #9 most spoken languanges in the world... which is INDONESIA (its also including MALAYSIA)
Post a Comment